Bulan Mei 2024 yang lalu, saya melakukan sebuah kegiatan yang tidak pernah saya lakukan sepanjang hidup saya sebelumnya yaitu solotrip. Solotrip bisa diartikan sebagai kegiatan melakukan perjalanan jauh ke destinasi pilihan secara sendirian. Selama beberapa tahun belakangan ini, tren solotrip memang meningkat sekali. Banyak yang melakukan solotrip, baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri.
Nah, adapun solotrip yang pertama kali saya lakukan adalah ke kota Solo, Jawa Tengah. Terdengar lucu juga ya. Misal nanti ada yang bertanya, “Kamu pertama kali solotrip kemana?”, jawabnya “Ke Solo”.
Adapun pada konten blog kali ini, saya akan menjelaskan pengalaman saya saat melakukan solotrip perdana ke Solo, termasuk dengan destinasi menarik, aktivitas, beserta dengan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan ini. Solotrip ke Solo ini saya lakukan selama 4 hari 3 malam (4D3N) saat libur panjang bulan Mei lalu.
Check it out!
Kenapa Solo?
Kalau boleh jujur, saya sempat menganggap kota Solo hanya sebagai tempat numpang lewat saja. Jika dibandingkan dengan kota Yogyakarta atau Jogja, jelas sekali pesona pariwisata di Jogja jauh lebih terpancar ketimbang Solo. Di Jogja ada banyak banget tempat wisata dan destinasi yang menarik, baik di kota, desa, bahkan wisata alam pun juga ada. Sementara di Solo yang merupakan area perkotaan destinasinya tidak sebanyak dan semenarik di Jogja.
Tapi setelah saya riset ulang dan saya lihat kembali, ternyata destinasi yang ada di Solo juga banyak yang menarik dan patut untuk dicoba. Intinya sih destinasi yang ada di Solo nggak kalah menarik dengan Jogja. Justru Jogja makin kesini makin terkesan overrated, sama seperti di Bandung.
Kenapa Solo? Karena ada banyak tempat wisata dan destinasi serta aktivitas yang bisa kalian lakukan di Solo ini yang tidak dapat kalian jumpai di kota lain. Di Solo, kalian bisa mengunjungi dua keraton bersejarah sekaligus. Di Solo kalian juga bisa menikmati aneka kuliner lokal khas Solo yang otentik seperti selat Solo, sup matahari, timlo, dan masih banyak lagi. Selain itu, di Solo kalian bisa juga menonton wayang orang, belajar sejarah perkembangan musik Indonesia, naik kereta uap, dan masih banyak lagi.
Di Solo, kalian juga bisa mengikuti car free day atau CFD di pusat kota Solo juga lho.
Membuat Itinerary Solotrip ke Solo
Sebelum saya membuat rencana perjalanan solotrip perdana ke kota Solo, tentunya saya perlu mengecek kalender terlebih dahulu saat itu. Momen libur panjang (long weekend) menjadi salah satu momen yang paling dinantikan dan paling pas untuk berlibur keluar kota. Nah, berhubung di bulan Mei 2024 lalu ada dua kali libur panjang, saya memanfaatkan libur panjang terakhir di bulan Mei tersebut untuk melakukan solotrip ke Solo.
Kenapa saya memilih melakukan perjalanan di libur panjang tersebut? Tentu saja karena saya ingin mengeksplor kota Solo lebih banyak tidak hanya di satu destinasi saja, tapi di beberapa tempat. Sebenarnya kalau dilakukan pas hari Sabtu-Minggu itu bisa saja, tapi saya rasa kurang banget. Terlebih saya memang penasaran banget kota Solo itu feel dan vibes-nya kayak apa rasanya.
Setelah memantapkan jadwal dan rencana bepergiannya, saya langsung cek ketersediaan tiket kereta api dan hotelnya. Ini penting banget karena kalau tiket kereta api ataupun hotelnya tidak dapat diperoleh, selanjutnya bisa berdampak ke itinerary atau rencana perjalanan yang akan disusun. Jadi setelah saya menetapkan jadwalnya, hal yang pertama kali saya lakukan adalah mengincar tiket pergi-pulang ke Solo, dalam hal ini tiket kereta api serta melakukan booking kamar hotel yang ada di Solo. Karena waktu itu destinasi yang ingin saya tuju ada di pusat kota Solo, maka untuk hotelnya saya mengincar yang lokasinya berada di pusatnya kota Solo. Tentunya dengan harga yang ekonomis dan ramah di dompet.
Setelah tiket kereta api ke Solo (PP) diperoleh dan sudah booking kamar hotel, selanjutnya baru deh mencari berbagai tempat dan destinasi menarik yang ada di kota Solo. Informasi serta rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi di Solo mudah banget diperoleh, bisa dari Instagram, TikTok, hingga situs lainnya.
Langkah selanjutnya yang saya lakukan yaitu menyusun itinerary via Google Spreadsheets. Disini saya membuat semacam tabel di Excel yang berisikan to-do-list yang saya lakukan setiap harinya selama melakukan solotrip di Solo. Dalam menetapkan tujuan destinasi di hari tertentu, tentunya harus memperhatikan pula terkait hari dan jam buka. Karena tidak semua destinasi wisata di Solo buka setiap harinya. Misalnya di Keraton Surakarta Hadiningrat, tidak buka pada hari Jumat. Selain itu, saya juga memperhatikan informasi lainnya seperti harga tiket masuk destinasinya, cara reservasi, dan masih banyak lagi. Cara yang saya lakukan adalah dengan melihat review terkini dari setiap destinasi yang dituju untuk memperoleh informasi yang lebih relevan dengan kondisi saat ini.
Kurang lebih itinerary yang saya buat saat merencanakan solotrip ke Solo adalah seperti ini.
Namun itinerary yang saya buat untuk liburan ke Solo di atas tentunya tidak sempurna. Beberapa kali saya lakukan revisi pada rencana yang saya susun karena ada beberapa hal yang harus diubah seperti tidak kebagian tiket saat reservasi ke destinasi yang ingin saya coba.
Misalnya wisata kereta uap Sepur Kluthuk Jaladara. Untuk bisa naik kereta uap tersebut, saya harus bisa mendapatkan tiketnya. Sayangnya saya tidak mendapatkan tiketnya sehingga saya harus mengubah rencana atau plan tujuan destinasi solotrip ini. Selain itu, saya juga gagal untuk mencoba pengalaman fine dining di Pracima Tuin karena terlambat reservasi dan slot reservasinya sudah penuh (full booked). Alhasil, rencana saya untuk makan enak disana terpaksa batal dan diubah dengan kegiatan lainnya.
Tiket Kereta dan Akomodasi saat Solotrip ke Solo
Terkait itinerary solotrip ke Solo, sebelumnya saya terlebih dahulu membeli tiket kereta api pulang-pergi dari Jakarta ke Solo dan sebaliknya serta memesan satu kamar di sebuah hotel. Biar gak takut kehabisan.
Tiket kereta api ini saya pesan dulu karena saat long weekend biasanya cepat habis. Waktu itu saya mendapatkan tiket KA Manahan, baik saat keberangkatan menuju solo, maupun saat pulang ke Jakarta. Saya sudah memesan tiketnya sejak awal bulan Mei 2024 lalu, atau sekitar 3 minggu sebelum keberangkatan. Harga tiketnya berada dikisaran sekitar Rp550.000 sekali perjalanannya. KA Manahan sendiri merupakan kereta kelas eksekutif dengan relasi Gambir-Solo Balapan. KA Manahan ini biasa jadi andalan bagi banyak orang yang ingin liburan ke Solo.
Baca juga: Trip Naik KA Argo Semeru Lebaran 2024: Terbaik di Jalur Selatan
Untuk akomodasinya, karena saya ingin mencari penginapan yang berada di pusat kota, dengan harga yang murah, serta penasaran dengan hotel kapsul, waktu itu saya menginap di Bobobox Slamet Riyadi, Solo. Ini merupakan pengalaman perdana saya menjajal menginap di Bobobox, salah satu penginapan dengan model kapsul. Untuk lokasinya tidak perlu diragukan lagi. Strategis banget dengan pusat kota serta destinasi wisata di sekitar kota Solo. Harganya juga sangat terjangkau. Tidak sampai Rp200.000 per malamnya. Karena waktu itu saya menginap selama 4 hari 3 malam (4D3N), total biaya yang saya keluarkan untuk penginapan tersebut sekitar Rp660.000 saja.
Untuk review perjalanan dengan KA Manahan serta penginapannya akan saya bahas di konten terpisah.
Aktivitas saat Solotrip ke Solo
Setelah semuanya siap, dari tiket kereta, penginapan, rencana tujuan destinasi dan itinerary-nya, akhirnya saya siap untuk bepergian, berpetualang, sekaligus liburan ke Solo. Sebelumnya saya packing barang bawaan, mulai dari tas, koper dan masih banyak lagi.
Dan inilah aktivitas yang saya lakukan selama melakukan solotrip dan liburan ke Solo.
Day 1
Di hari pertama solotrip ke Solo, saya berangkat menuju ke stasiun Gambir untuk bersiap berangkat menuju ke Solo dengan kereta api. Saya sampai di stasiun Gambir sekitar jam 9 pagi, sekitar satu jam lebih sebelum keberangkatan. Waktu itu saya naik KA Manahan, keberangkatan dari Gambir pukul 10.30 WIB.
Perjalanan dengan KA Manahan membutuhkan waktu sekitar 8 jam 30 menit dari Gambir ke Solo Balapan. Tiba di Solo Balapan waktu itu sekitar pukul 19.00 WIB. Sesampainya di Solobalapan, cuaca waktu itu lagi hujan cukup deras. Jadi saya memutuskan untuk langsung check-in ke penginapan di Bobobox Slamet Riyadi.
Setelah melakukan check-in, selanjutnya saya mencari makan malam. Hanya saja karena waktu itu cuaca sedang tidak bersahabat, jadinya saya memutuskan untuk mencari makan malam yang dekat dengan penginapan. Untungnya waktu itu ada angkringan yang menjual aneka makanan. Harganya murah banget, tidak sampai Rp20.000 sepiring, sudah bisa dapat lebih dari tiga lauk serta nasi.
Selanjutnya saya menuju ke salah satu coffee shop dekat penginapan yaitu Sekutu Kopi. Sebelum melakukan solotrip ke Solo, saya sudah coba riset kedai kopi mana yang terbaik di kota Solo. Dan coffee shop Sekutu Kopi ini adalah salah satu yang direkomendasikan. Karena waktu itu saya sedang penasaran-penasarannya dengan menu kopi magic, disana saya memesan secangkir kopi magic serta kue brownies. Kopi magicnya benar-benar menghentak sekali. Joss gandos!
Setelah ngopi, saya kembali ke Bobobox untuk istirahat dan bersiap untuk kegiatan solotrip ke Solo di hari kedua.
Day 2
Hari kedua saat saya solotrip ke Solo ini bisa dibilang jadi hari yang sibuk dan padat banget. Karena apa? Karena saya mengujungi banyak tempat menarik yang ada di sekitar kota Solo.
Beberapa kegiatan yang saya isi selama melakukan solotrip ke Solo ini adalah melakukan wisata kuliner, mengunjungi spot kebudayaan (cultural site), hingga hunting kereta uap Jaladara.
Jam 8 pagi, saya mengunjungi salah satu resto yang menjual aneka makanan khas Solo berupa selat Solo di Selat Vien’s Pusat. Lokasinya tidak terlalu jauh dari stasiun Solo Balapan. Saya memesan seporsi selat double daging dengan harga Rp22.000. Rasanya otentik banget, dagingnya padat, dilengkapi dengan kentang goreng, sayuran serta kuah selat Solo yang manis. Sangat menggambarkan cita rasa khas Solo yang sebenarnya.
Setelah isi fondasi dengan selat Solo, selanjutnya saya berkunjung ke salah satu tempat bersejarah di Solo yang tidak boleh kalian lewatkan yaitu Pura Mangkunegaraan. Pura Mangkunegaraan merupakan salah satu bangunan keraton yang ada di Solo. Menurutku, tempat ini wajib banget didatangi kalau kalian baru pertama kali liburan ke Solo.
Di Pura Mangkunegaraan, kalian bisa jadi tahu banyak mengenai sejarah dari bangunan keraton ini, sejarah kerajaan, melihat koleksi keraton, foto-foto dan lain-lain. Tapi kalian tidak perlu khawatir karena di Pura Mangkunegaraan ini juga terdapat guide yang akan menjadi teman kalian yang akan mengarahkan kalian saat berkunjung ke tempat ini. Kalian juga bisa kasih tip ke guide jika berkenan.
Spot foto di Pura Mangkunegaraan ini juga estetik banget. Tidak hanya di area dalam keraton, tapi juga di area luar bangunan utama keratonnya. Di dalam area Pura Mangkunegaraan, juga terdapat Pracima Tuin yang kini menjadi salah satu restoran untuk fine dining ala keraton Solo. Tapi untuk bisa makan cantik di Pracima Tuin, kalian wajib melakukan reservasi terlebih dahulu. Untuk tiket masuk ke Pura Mangkunegaraan ini harganya yaitu Rp30.000 per orang.
Setelah puas keliling sekitaran Pura Mangkunegaraan, saya lanjut makan siang di salah satu resto terkenal dan legendaris di kota Solo yaitu Resto Kusuma Sari. Di tempat ini saya mencoba menu bestik galantin serta sup Kusuma Sari (Sup Matahari) yang menjadi menu paling direkomendasikan. Sup mataharinya enak banget, berisikan daging yang padat.
Nah, sebenarnya setelah makan siang tersebut, agenda saya selanjutnya yaitu naik kereta uap atau Sepur Kluthuk Jaladara dari stasiun Purwosari-Solo Kota (PP). Namun sayangnya saat itu saya tidak mendapatkan tiketnya, alhasil saya hanya berkesempatan untuk hunting sekaligus foto-foto kereta uapnya saat melintasi jalan Slamet Riyadi.
Setelah puas hunting foto kereta uap Jaladara, saya lanjut menuju ke salah satu spot menarik di Solo yaitu Kampung Batik Kauman. Kampung Batik Kauman berisikan beberapa toko yang menjual aneka produk batik khas Solo dengan berbagai macam motif. Disini kalian bisa berkunjung untuk membeli aneka batik, melihat proses pembuatan batik, hingga hunting foto di spot-spot yang estetik. Tapi waktu itu memang lebih banyak orang kesini untuk hunting foto estetik sih ya ketimbang membeli batiknya.
Lalu pada malam harinya, saya berkesempatan untuk menjajal sate kambing di Sate Kambing dan Tengkleng Pak Manto. Resto sate yang satu ini termasuk yang paling legendaris dan terkenal di Solo. Suasana saat malam hari waktu itu rame banget. Banyak orang yang makan disini bahkan sampai waiting list. Kali itu saya mencoba sate kambing sebanyak 10 tusuk seharga Rp65.000. Rasanya memang benar-benar enak, daging kambingnya empuk, tidak terlalu terasa amisnya dan tentunya manis.
Selanjutnya, untuk menutup hari kedua saya solotrip ke Solo, saya menonton Wayang Orang Sriwedari yang ditayangkan di gedung wayang Sriwedari. Jujur, untuk kegiatan ini saya baru kepikiran sekitar H-1 sebelum berangkat ke Solo bahkan sebelumnya tidak masuk ke itinerary yang saya susun. Nah, untuk menonton wayang orang Sriwedari ini kalian harus beli tiketnya sebesar Rp20.000 per orang (wisatawan lokal). Wayang orang ini berlangsung selama 2,5 jam dari jam 20.00-22.30 WIB. Mungkin banyak yang mengira kalau nonton wayang seperti ini membosankan. Tapi berdasarkan pengalaman saya saat nonton, ternyata seru dan menarik juga. Terlebih ada satu sesi pada pertengahan pertunjukkan yang diisi dengan lelucon dan guyonan yang sangat menggelitik penonton.
Setelah selesai menonton wayang orang, saya kembali ke hotel untuk beristirahat.
Day 3
Jadwal kegiatan di hari ketiga pada solotrip ke Solo ini tidak sepadat sebelumnya. Tapi tetap agenda pada solotrip ke Solo di hari ketiga ini tidak jauh-jauh dari wisata kuliner, kunjungan ke wisata bersejarah, dan lain-lain.
Di pagi hari, saya memutuskan untuk tidak sarapan di tempat penginapan, melainkan di salah satu warung soto yang legendaris di kota Solo yaitu Soto Gading 1. Soto Gading 1 merupakan salah satu tempat kuliner di Solo yang nggak boleh kalian lewatkan. Saat saya sampai, tempatnya sudah penuh dan ramai banget bahkan bikin macet jalan karena banyak yang mau mencoba soto di tempat ini. Kali itu saya mencoba sepiring soto nasi campur dengan daging ayam. Pas dicoba, asli enak banget soto yang satu ini. Rasa kuahnya yang otentik dengan daging ayam kampung yang medhok banget. Sebuah perpaduan yang sempurna. Ditambah lagi dengan tambahan cemilan seperti aneka sate dan tempe goreng ala ndeso yang sedap, bikin pengalaman kuliner disini jadi makin mantap.
Setelah kenyang makan soto ayam, selanjutnya saya beralih ke salah satu keraton lainnya yang ada di kota Solo yaitu Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Kasunanan. Berbeda dengan Pura Mangkunegaraan, Keraton Surakarta Hadiningrat ini areanya jauh lebih luas. Untuk tiket masuk bagi wisatawan lokal, harganya yaitu Rp35.000, sudah termasuk biaya untuk pemandu atau guide. Nah, sama seperti di Pura Mangkunegaraan, di Keraton Surakarta Hadiningrat ini juga terdapat guide yang akan menjelaskan satu per satu area yang ada di keraton ini, beserta dengan sejarahnya. Walaupun saya nggak terlalu mengerti soal sejarah dari keraton hingga silsilah keluarganya, tapi penjelasan dari guide-nya sangat membantu banget untuk lebih paham terkait seluk beluk dari adanya keraton ini.
Setelah mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat, saya langsung cus ke salah satu spot wisata menarik yang ada di wilayah Kerten, Solo, yaitu Galeri Lokananta. Galeri Lokananta ini berlokasi di area Lokananta Bloc (satu pengelola dengan M Bloc yang ada di Blok M, Jakarta) dan merupakan salah satu destinasi yang paling ingin saya datangi untuk solotrip ke Solo. Di Galeri Lokananta ini, kalian bisa belajar dan mengerti lebih banyak mengenai sejarah dari perkembangan musik di Indonesia, dari era Belanda hingga saat ini. Kalau kalian pernah mendengar Lokananta, mungkin yang paling kalian ingat adalah Lokananta merupakan salah satu label rekaman musik yang ada sejak jaman dahulu. Harga tiket masuk (HTM) ke Galeri Lokananta ini adalah senilai Rp35.000 per orang. Kalian bisa beli tiketnya langsung dengan durasi kunjungan di galeri selama satu jam, atau dengan melakukan reservasi secara online dengan durasi dua jam untuk waktu tertentu. Di Galeri Lokananta ini juga terdapat beberapa restoran tempat makan hingga Lokananta Record Store, tempat buat kalian yang ingin membeli aneka piringan hitam atau vinyl, koleksi rekaman hingga mesin pemutar vinyl. Informasi mengenai Lokananta ini bisa kalian cek di Instagramnya Lokananta di @lokanantabloc.
Setelah puas banget berkunjung ke Galeri Lokananta, sore harinya saya berkesempatan untuk menjajal salah satu kuliner yang paling terkenal, legendaris di kota Solo yaitu Es Krim Tentrem. Karena tempat saya menginap lokasinya dekat sekali dengan resto es krim tersebut, jadi saya hanya berjalan kaki saja untuk menuju ke resto Es Krim Tentrem ini. Salah satu menu best seller di resto Es Krim Tentrem ini yaitu sandwich ice cream. Isinya terdiri dari roti yang dilengkapi dengan scoop es krim yang manis dan enak. Harga untuk satu buah sandwich ice cream yang saya beli yaitu Rp33.000.
Selanjutnya saya istirahat sebentar di tempat saya menginap pas Maghrib. Dan setelahnya, saya kembali keluar penginapan untuk menuju ke Ngarsopuro Night Market, salah satu spot pasar malam yang ramai dan paling banyak dikunjungi saat akhir pekan. Lokasinya berada tak jauh dari resto Es Krim Tentrem serta Pasar Triwindu. Di pasar malam Ngarsopuro ini, kalian bisa menikmati beraneka ragam hiburan, mulai dari berbelanja, hiburan live musik, atraksi, hingga kulineran. Pokoknya ada bermacam-macam hal yang bisa kalian dapatkan saat berada di pasar malam ini.
Day 4
Di hari terakhir saya solotrip ke Solo ini, tidak banyak aktivitas yang saya lakukan seperti hari-hari sebelumnya karena saya harus sudah berangkat naik kereta api menuju Jakarta pukul 9 pagi. Di pagi hari, karena waktu itu jalan depan tempat saya menginap ditutup untuk car free day (CFD), jadinya saya memutuskan buat sarapan di McDonald’s karena mau ngejar waktu buat persiapan packing barang-barang. Selanjutnya saya menyempatkan untuk ikut CFD bersama dengan warga Solo lainnya. Tapi hanya sebentar saja, tidak sampai satu jam. Kemudian di jam 8 pagi, saya langsung bergegas untuk packing, check-out di penginapan serta memesan taksi online untuk menuju ke stasiun Solo Balapan.
Di perjalanan pulang kali ini, saya kembali naik kereta api yang sama yaitu KA Manahan dari Solo Balapan ke Gambir. Kereta berangkat dari Solo Balapan pada pukul 09.45 dan tiba di Gambir sekitar pukul 18.00.
Berapa Total Biayanya?
Salah satu hal yang juga menjadi concern bagi saya saat merencakan solotrip ke Solo ini yaitu biaya yang dikeluarkan.
Dan setelah saya hitung-hitung kembali, total pengeluaran yang saya habiskan untuk transportasi pulang-pergi ke Solo serta akomodasinya adalah sebagai berikut:
- KA Manahan (Gambir-Solo Balapan): Rp555.000
- KA Manahan (Solo Balapan-Gambir): Rp575.000
- Akomodasi (Bobobox-4 hari 3 malam): Rp 660.000
- Total: Rp1.790.000
Sementara itu total biaya yang saya keluarkan selama 4 hari 3 malam selama di Solo, mulai dari biaya untuk menuju ke destinasi, taksi, transportasi dalam kota, makan-makan hingga biaya tak terduga lainnya (diluar tiket kereta api dan akomodasi) adalah sebagai berikut:
- Hari ke-1: Rp330.000 (perkiraan)
- Hari ke-2: Rp362.400
- Hari ke-3: Rp385.075
- Hari ke-4: Rp365.000 (perkiraan)
- Total: Rp1.442.895 (hitungan kasarnya)
Jadi jika dihitung semuanya, maka totalnya menjadi sekitar Rp3,2 juta pengeluaran total yang saya habiskan untuk perjalanan solotrip ke Solo ini. Memang banyak banget sih pengeluaran yang dikeluarkan. Tapi dibandingkan dengan pengalamannya, menurutku solotrip yang saya lakukan di Solo ini memang membekas dan worth it banget bagi saya pribadi. Setidaknya saya mendapatkan berbagai pengalaman yang tentunya tak terlupakan dan tak bisa didapatkan di kota lainnya.
Penutup
Nah, itulah cerita pengalaman perdana saya melakukan perjalanan solotrip ke Solo pada bulan Mei 2024 lalu. Bagi saya pribadi, pengalaman perdana solotrip ini memang ngena banget karena ini kali pertama bagi saya untuk melakukan perjalanan jauh sendirian ke luar kota. Disana saya juga banyak mendapatkan hal-hal baru, mencoba berbagai hal yang tidak ditemukan di Jakarta, mendapatkan pengetahuan baru juga, hingga kuliner khas Solo yang otentik dan masih banyak lagi.
Ternyata setelah dipikir-pikir, solotrip ini tidak semenakutkan itu dan bisa seseru itu walaupun harus melakukannya secara sendirian. Melakukan solotrip ini bisa jadi salah satu opsi buat kalian yang ingin healing ke luar kota.
Mungkin setelah saya melakukan solotrip ke Solo ini, saya berencana untuk melakukan solotrip lagi ke Semarang. Tapi belum bisa saya pastikan waktunya kapan.
Terima kasih banyak sudah membaca konten saya yang super panjang ini. Semoga membantu buat kalian yang berencana melakukan solotrip ke kota Solo.
Thank you!