Di Lebaran tahun 2022 ini, saya kembali berkesempatan untuk mudik ke Madiun. Biasanya jika liburan disekitaran Madiun, Magetan dan daerah sekitarnya, pasti banyak orang yang lebih memilih untuk berwisata ke Telaga Sarangan karena suasananya yang lebih sejuk serta pemandangan yang indah. Tapi pada liburan yang lalu, saya menyempatkan untuk berwisata ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya dan tidak biasa yaitu di sebuah tempat bersejarah di Kabupaten Madiun. Tempat tersebut bernama Monumen Kresek.
Monumen Kresek merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang berada di timur Kabupaten Madiun. Secara geografis monumen ini berada di kaki gunung Wilis dan berada diketinggian hampir 300 mdpl jika dicek melalui Google Maps. Monumen Kresek ini berlokasi di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Monumen Kresek berjarak sekitar hampir 17 km dari pusat alun-alun Kota Madiun.
Waktu itu saya kesana sekitar pukul 11 siang dan hawa disekitar Monumen Kresek ini bisa dibilang tidak terlalu sejuk tapi juga tidak terlalu panas. Wajar saja karena tempat ini masih agak jauh dari kawasan puncak pegunungan Wilis dan Liman. Saat liburan Lebaran kemarin, tempat ini juga ramai dikunjungi oleh banyak orang. Kebanyakan mereka yang datang adalah rombongan keluarga beserta anak-anak.
Untuk ke tempat ini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi dengan mengambil rute ke arah Dungus, melewati RSUD Dungus. Monumen Kresek ini juga berlokasi tak jauh dari tempat wisata lainnya yaitu Wana Wisata Grape.
Adapun biaya tiket masuk ke Monumen Kresek ini sangat terjangkau. Anda cukup membayar sebesar Rp 3.000 saja per orang untuk tarif dewasa.

Secara umum, Monumen Kresek merupakan tempat bersejarah yang bertujuan untuk mengingat dan mengenang sejarah kekejaman dan keganasan dari mereka yang tergabung dalam Partai Komunis Indonesia (PKI), sebuah organisasi terlarang di Indonesia. Berbicara soal sejarah pemberontakan yang dilakukan oleh PKI, tentunya tak lepas dari peristiwa pemberontakan di Madiun pada tahun 1948. Dan Desa Kresek ini menjadi tempat saksi bisu dari kekejaman yang dilakukan oleh PKI. Persitiwa tersebut merupakan salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi di daerah Madiun.
Di Monumen Kresek ini juga terdapat sebuah pendopo yang dipasangi sebuah spanduk berisikan profil dan sejarah dari tempat ini. Setelah melihat spanduk tersebut, saya melihat ada beberapa persamaan dan perbedaan dengan pembantaian yang terjadi di Lubang Buaya, Jakarta, tahun 1965. Persamaannya adalah dalangnya sama-sama dilakukan oleh PKI dan korban pembantaiannya sama-sama dibuang ke dalam sebuah sumur. Hanya saja di Monumen Kresek ini sumur tersebut sudah ditutup dengan relief korban dari keganasan PKI. Perbedaannya adalah korban dari keganasan PKI di Madiun ini merupakan anggota TNI, Polri, pejabat dan pegawai pemerintah, kyai/ulama, guru hingga warga sipil.
Pada bagian bawah dari Monumen Kresek ini terdapat sebuah prasasti yang dulunya merupakan sebuah sumur yang menjadi tempat pembuangan korban kekejaman PKI. Pada prasasti tersebut tertera nama-nama korban yang gugur dalam peristiwa tersebut.
Lanjut ke bagian atas, di Monumen Kresek ini terdapat dua patung besar. Patung pertama menggambarkan anak-anak yang menjadi korban kekejaman PKI yang menuntut kepada Pemerintah saat itu untuk menumpas kegiatan PKI di Madiun.
Patung kedua yaitu patung yang menggambarkan seorang tokoh PKI bernama Muso yang ingin memenggal seorang tokoh kyai bernama Kyai Husen. Pada patung tersebut, Muso terlihat membawa sebuah pedang yang diayunkan ke arah Kyai Husen dan mengenakan sebuah kemeja dengan lencana berlogo palu arit. Sementara Kyai Husen terlihat berada pada posisi berlutut dengan tangan terikat di belakang.
Selain patung, di Monumen Kresek ini juga terdapat sebuah relief panjang yang menceritakan pemberontakan yang dilakukan PKI di Madiun. Relief ini menggambarkan peristiwa pemberontakan, perlawanan, penumpasan hingga pada akhirnya para simpatisan PKI tersebut diadili di sebuah pengadilan dan menjadi tahanan di suatu penjara. Di sisi kanan relief terdapat sebuah pesan dari H. Soelarso yang saat itu menjadi Gubernur Jawa Timur dan tertera tanggal peresmian dari monumen ini. Dari bagian relief tersebut diketahui bahwa monumen ini diresmikan pada bulan Juni 1991 lalu, yang berarti bahwa monumen ini sudah dibuka sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
Adapun di Monumen Kresek ini, juga terdapat fasilitas lain seperti taman bermain bagi anak-anak serta aneka kios yang menjajakan makanan dan barang-barang lainnya.
Oh iya, tak jauh dari Monumen Kresek ini terdapat tempat wisata kuliner yang tak boleh Anda lewatkan. Ada dua tempat wisata kuliner yang ramai dikunjungi dan direkomendasikan yaitu Syam Warung Caping Gunung dan Waroeng Lesung Kresek. Kedua tempat makan ini tidak hanya menyajikan aneka makanan yang enak, tapi juga menyuguhkan pemandangan alam yang asri dan suasana pedesaan di desa Kresek.