Setelah beberapa bulan saya tidak membuat tulisan baru di blog ini gara-gara pandemi dan PPKM yang membuat saya tidak bisa kemana-mana, akhirnya kali ini saya kembali lagi dengan memberikan update yang menarik dan lagi happening saat ini yaitu terkait jalur layang (elevated platform) stasiun Manggarai yang saat ini sudah digunakan serta penataan dengan pembuatan plaza atau pelataran di sisi timur stasiun Manggarai.
Kilas Balik Pembangunan Jalur Layang Stasiun Manggarai
Setelah menunggu sejak tahun 2017 atau sekitar empat tahun yang lalu, akhirnya sebagian dari jalur layang stasiun Manggarai sudah dibangun dan sudah digunakan untuk operasional perjalanan kereta KRL Commuter Line, khususnya untuk jalur Bogor/Depok – Jakarta Kota. Sekadar info, bagian bawah dari bangunan jalur layang stasiun Manggarai ini sebelumnya merupakan tempat parkir kereta api jarak jauh (KAJJ) serta kereta dan KRL yang sudah berusia tua seperti yang ada pada foto di bawah ini. Foto ini merupakan arsip pribadi saya pada bulan Desember 2015 yang lalu.
Kemudian area tersebut mulai dikosongkan secara bertahap dan dilakukan relokasi tempat parkir KAJJ yang sebelumnya di sekitar stasiun ini ke lokasi lain. Salah satu tempat relokasi tempat parkir KAJJ yang saya ketahui saat itu lokasinya tidak jauh dari stasiun Jakarta Kota. Saat itu, Depo Lokomotif dan Kereta di Cipinang belum dibangun dan tertata seperti saat ini.
Baca juga: Perang Konbini di Stasiun Manggarai! Mana yang Akan Bertahan?
Diperkirakan di tahun 2016, proses pengosongan lahan untuk pembangunan jalur layang stasiun Manggarai sudah dimulai. Proses tersebut meliputi pencabutan rel eksisting, land clearing, perataan tanah dan sebagainya. Hingga pada bulan Juni 2017 yang lalu, telah dibangun fondasi awal dari jalur layang stasiun Manggarai seperti pada foto di bawah ini. Foto ini juga merupakan bagian dari arsip yang saya miliki di Flickr yang saya peroleh pada tahun 2017 lalu.
Di tahun 2018, pembangunan jalur layang di stasiun Manggarai ini mulai terlihat bentuk struktur bangunan fisiknya seperti yang terlihat pada foto di bawah ini. Saat itu, belum terdapat layanan KA Bandara yang melayani penumpang yang akan menuju ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (SHIA). Selain itu, jalur 7 dari stasiun ini masih digunakan sebagai jalur pemberangkatan KRL Feeder dari Manggarai – Angke kalau tidak salah.
Selain pembangunan bangunan utama, pada waktu tersebut juga sudah dilakukan pemasangan atap yang berbentuk melengkung seperti pada foto di bawah ini. Rata-rata stasiun kereta khususnya di Jabodetabek yang telah dilakukan revitalisasi dalam kurun waktu 2017-2019 memiliki bentuk atap yang serupa, seperti yang ada di stasiun Jatinegara dan stasiun-stasiun lainnya yang ada di jalur Bekasi/Cikarang.
Pembangunan jalur layang di stasiun Manggarai ini pada awalnya bisa dibilang tidak semulus seperti yang diperkirakan karena harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti kepadatan lalu lintas perjalanan kereta yang melewati stasiun ini, khususnya pada jam sibuk. Pembangunan jalur layang ini juga sempat menyebabkan pengurangan jalur KRL yang aktif sehingga mengakibatkan adanya bottleneck pada perjalanan KRL yang menuju ke stasiun Manggarai. Kemudian di tahun 2019, pembangunan jalur layang di sekitar stasiun ini sudah mulai dilakukan pemasangan box girder yang menjadi salah satu bagian utama dari jalur layang ini. Pemasangan dilakukan secara bertahap mulai dari sisi selatan hingga utara dari stasiun ini seperti yang terlihat pada foto yang saya peroleh ini pada akhir tahun 2019 lalu.
Selain itu di tahun 2019, bagian bawah dari jalur layang stasiun Manggarai ini (jalur 8 dan 9) sudah mulai difungsikan sebagai tempat pemberangkatan dan pemberhentian akhir dari kereta Bandara SHIA. Pembangunan jalur layang ini sempat terhenti di tahun 2020 karena pandemi dan kembali dilanjutkan beberapa bulan berikutnya. Hingga pada akhirnya di tahun 2021 ini, seluruh bagian dari jalur layang stasiun Manggarai ini telah terhubung dan resmi beroperasi mulai tanggal 25 September 2021 lalu.
Sekilas Mengenai Jalur Layang Stasiun Manggarai
Jalur layang yang telah beroperasi di stasiun Manggarai saat ini terdiri dari empat jalur yaitu jalur 10, 11, 12 dan 13. Lokasinya terletak di sisi barat dari stasiun Manggarai. Untuk saat ini jalur KRL Commuter Line yang bisa melewati jalur layang ini adalah KRL dengan tujuan akhir Jakarta Kota, pemberangkatan dari stasiun Bogor dan Depok. Sementara untuk KRL tujuan Tanah Abang, Angke, Kampung Bandan dan Jatinegara tetap menggunakan jalur bawah stasiun Manggarai. Serupa dengan KRL dengan tujuan Tanah Abang-Jatinegara, KRL tujuan Jakarta Kota pemberangkatan dari stasiun Bekasi dan Cikarang juga tetap menggunakan jalur bawah saat melewati stasiun ini.
Dengan adanya jalur layang ini, diharapkan kedepannya dapat mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menuju ke arah Manggarai, meningkatkan frekuensi perjalanan KRL, mempermudah penumpang untuk transit dari Commuter Line ke KA Bandara dan sebaliknya serta untuk mengakomodasi penumpang agar lebih mudah dalam menggunakan layanan KAJJ yang nantinya direncanakan akan berhenti atau terminus di stasiun Manggarai, bukan lagi di stasiun Gambir. Akan tetapi untuk saat ini, KAJJ khususnya kereta argo dan kelas eksekutif masih berhenti di stasiun Gambir karena jalur penghubung antara bagian dari jalur layang di stasiun Manggarai dengan segmen jalur khusus KAJJ dari Jatinegara masih dalam proses konstruksi.
Bangunan utama dari jalur layang ini memiliki tiga tingkat. Lantai pertama merupakan peron untuk KA Bandara dan KRL Commuter Line, lantai kedua merupakan lantai concourse yang menjadi penghubung antara lantai pertama dan ketiga, lantai ketiga merupakan peron untuk KRL Commuter Line serta nantinya juga akan disiapkan untuk kereta jarak jauh (KAJJ).
Pada awal Oktober yang lalu saya menyempatkan untuk mampir langsung ke stasiun ini karena penasaran seperti apa jalur layang yang ada di stasiun Manggarai ini. Seketika setelah jam pulang kerja saya langsung kesana untuk melihat secara langsung dan mendokumentasikannya. Berikut di bawah ini adalah dokumentasi yang saya peroleh saat mengunjungi stasiun ini secara langsung. Foto dokumentasi ini juga bisa dilihat di galeri foto Flickr saya.
Dari foto di bawah ini bisa dilihat bahwa atap dari stasiun Manggarai ini memang terlihat lebih tinggi dan memberikan kesan yang luas dan lapang bagi penumpang yang berada di tempat tersebut, dengan desain atap yang berbentuk melengkung seperti ombak yang terlihat dinamis dan tidak kaku. Hanya saja saya memperhatikan di bagian tengah dari peron jalur 10 dan 11 tersebut juga terdapat atap dengan ketinggian yang lebih rendah. Saya tidak tahu apakah atap ini sifatnya sementara karena hanya untuk menghindari tampias, air hujan atau mungkin material dari pengerjaan jalur layang di tahap selanjutnya. Tapi rasanya memang agak aneh kalau dilihat sekilas atapnya dobel seperti itu, ibarat bangunan yang memiliki atap berlapis.
Selain itu, mungkin ada beberapa netizen yang bilang kalau vibes dari jalur layang stasiun Manggarai ini benar-benar terlihat jejepangan sekali. Ya kalau menurut saya sekilas memang demikian tapi vibes jejepangannya menurut pendapat pribadi masih kalah greget jika dibandingkan dengan yang ada di sepanjang stasiun MRT Jakarta. Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena rel di jalur layang ini masih menggunakan ballast atau batu kricak di lintasannya. Sementara di MRT Jakarta, pada jalur layangnya seluruhnya tidak menggunakan batu kricak alias ballastless. Saya sendiri tidak terlalu paham secara pasti pertimbangan teknis seperti apa yang membuat jalur layang ini harus menggunakan batu kricak dan tidak menggunakan beton layaknya di MRT Jakarta.
Dari peron jalur 10 ini, kita juga bisa melihat pemandangan dari ketinggian dan sekeliling dari sisi timur stasiun Manggarai yang belum pernah terlihat sebelumnya. Di sisi jalur 10 ini juga terpasang pagar pembatas yang sepertinya masih bersifat sementara dan mungkin akan dibongkar kembali jika pembangunan jalur layang di tahap berikutnya mulai dilaksanakan. Terlihat pula fondasi yang sudah terbangun dan dipersiapkan untuk bagian lanjutan dari jalur layang ini.
Salah satu pemandangan yang tak kalah menariknya dari jalur layang stasiun Manggarai ini adalah pemandangan gedung pencakar langit yang ada di sekitaran wilayah Kuningan, Jakarta dan sekitarnya. Tapi sayang sekali saat saya mendokumentasikan, cuacanya sedang mendung dan kurang bersahabat. Padahal kalau cuacanya cerah dan tidak berawan, mungkin tempat ini bisa jadi spot baru untuk foto-foto khususnya saat golden hour alias jam 4-5 sore. Selain itu, dari spot ini kita juga bisa melihat beberapa kereta yang terparkir di Balai Yasa Manggarai. Jika diperhatikan beberapa kereta yang terparkir merupakan kereta yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi karena sudah tua, idle atau memang sedang tidak digunakan untuk operasional perjalanan dinas.
Fasilitas yang ada di jalur layang stasiun Manggarai ini diantaranya yaitu lift/elevator untuk pengguna disabilitas dan pengguna tertentu, eskalator serta tangga biasa untuk keluar dan masuk ke jalur layang. Selain itu di jalur layang ini juga disediakan papan penunjuk atau signage untuk mempermudah pengguna saat melewati area jalur layang ini. Selain itu juga ada toilet dan musala di jalur layang ini. Berhubung bagian pada jalur layang ini juga digunakan untuk KA Bandara, seharusnya ada area boarding pagi penumpang KA Bandara. Hanya saja karena keterbatasan waktu yang ada, saya belum sempat melihat dan memastikan apakah ada area boarding KA Bandara disana.
Awalnya saya berpikiran jika di lantai kedua atau concourse ini bakal ada spot ritel seperti minimarket atau tempat untuk membeli sesuatu semisal vending machine dan sejenisnya, ternyata saat saya ke lokasi masih kosong dan belum terdapat tempat peritel di lantai ini.
Nah, itu hasil pemantauan saya terkait jalur layang di stasiun Manggarai ini. Di bagian selanjutnya akan saya bahas terkait area plaza di sisi timur stasiun Manggarai yang baru saja dilakukan penataan.
Baca juga artikel berikut terkait stasiun Manggarai:
- Progres Jalur Layang Manggarai: Underpass dan Sebagian Peron Ditutup, Struktur Bangunan Mulai Terlihat
- Progres Proyek Jalur Layang Stasiun Manggarai (November 2021)
- Proyek Lanjutan Jalur Layang Stasiun Manggarai (Minggu ke-3 Oktober 2021)
Plaza Stasiun Manggarai
Selain melakukan pembenahan dari sisi dalam stasiun dengan membangun jalur layang, disisi luar sebelah timur stasiun Manggarai juga dilakukan penataan yaitu dengan pembuatan plaza atau yang biasa dibilang oleh orang awam sebagai taman. Adanya plaza ini bertujuan agar akses menuju stasiun Manggarai menjadi lebih manusiawi, mudah diakses, nyaman serta mengurangi kesemrawutan yang biasa terjadi di depan stasiun Manggarai. Dulu sebelum ada plaza ini, khususnya saat jam kerja di pagi hari, lalu lintas di depan stasiun Manggarai sangat tidak teratur, macet, penuh dengan para ojek pangkalan dan bajaj yang parkir sembarangan, jalan yang becek dan terkadang penuh sampah hingga pedagang kaki lima yang menambah keruwetan di depan stasiun Manggarai. Dulu sekitar tahun 2018 dan 2019, waktu sebelum pandemi, saya juga pernah merasakan betapa susahnya untuk naik bus TransJakarta dari stasiun ini. Harus jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh, becek-becekan, senggol-senggolan, udah kayak di pasar. Semrawut pokoknya! Dengan adanya plaza ini, masyarakat akan lebih leluasa dan mudah untuk mengakses ke stasiun Manggarai. Selain itu, plaza ini juga bisa dijadikan sebagai tempat bersantai bagi warga yang tinggal disekitarnya.
Pada plaza ini juga dibangun halte TransJakarta yang jaraknya tidak jauh dari pintu masuk stasiun Manggarai. Halte tersebut nantinya akan melayani untuk beberapa rute yang melewati stasiun Manggarai. Halte ini bernama “Plaza Stasiun Manggarai”. Saat saya kesana beberapa waktu lalu, halte ini masih dalam proses penyelesaian akhir dan belum difungsikan. Adapun rute bus TransJakarta yang nantinya akan berhenti di halte tersebut diantaranya yaitu:
- Rute 6M: Stasiun Manggarai – Blok M
- Rute 4B: Stasiun Manggarai – Universitas Indonesia
- Rute 6F: Stasiun Manggarai – Ragunan
Dengan adanya halte tersebut, akan jauh lebih mudah untuk berpindah moda transportasi dari Commuter Line ke TransJakarta dan juga sebaliknya di stasiun Manggarai ini.
Berikut di bawah ini merupakan dokumentasi lainnya dari saya yang berkaitan dengan area plaza stasiun Manggarai dan halte TransJakarta pada awal Oktober yang lalu.
Permasalahan Selesai?
Lalu dengan dibangunnya sebagian jalur layang di stasiun Manggarai dan plaza di depan stasiun Manggarai ini apakah serta merta permasalahan yang ada di sekitar stasiun ini bisa selesai? Menurut saya masalah tersebut tentu masih ada. Perlu diketahui bahwa jalur layang yang telah dibangun di stasiun Manggarai saat ini baru setengahnya. Kedepannya akan kembali dilakukan pembangunan jalur layang tepat di atas jalur 5, 4 hingga jalur 1. Hal ini memerlukan perencanaan yang matang untuk memastikan agar pembangunan jalur layang ini tidak menganggu perjalanan kereta api yang melintasi stasiun ini. Adapun saat ini, jalur 4 dan 5 dari stasiun Manggarai untuk sementara dinonaktifkan untuk semua perjalanan kereta untuk mendukung pengerjaan konstruksi lanjutan di stasiun Manggarai. Sehingga dilakukan penyesuaian lalu lintas Commuter Line dari dan ke stasiun Manggarai dan juga nantinya pasti akan ada switchover di beberapa jalur lintasan rel menuju stasiun Manggarai. Dan bottleneck perjalanan KRL menuju stasiun Manggarai saat ini masih tetaplah ada, terlebih untuk KRL tujuan Tanah Abang-Jatinegara. Beberapa hari yang lalu saya memantau bahwa KRL yang menuju Sudirman-Tanah Abang dengan KRL dari arah sebaliknya, harus bergantian untuk bisa masuk ke stasiun Manggarai karena harus berbagi jalur yang sama. Perjalanan KRL dari dan ke Bekasi-Cikarang nantinya juga akan terkena imbas dari penutupan sementara jalur 4 stasiun Manggarai ini, dimana KRL tersebut juga harus bergantian dengan KAJJ yang melewati stasiun ini.
Masalah klasik yang sering terjadi di sekitar stasiun Manggarai ini adalah tawuran warga sekitar. Jika saya perdalam lagi, nampaknya dengan adanya jalur layang ini, risiko dari adanya keterlambatan dan keterhambatan perjalanan kereta masih belum bisa teratasi secara penuh. Semisal jika (amit-amit) tawuran terjadi dan terdapat dua rangkaian kereta yang menuju timur (Bekasi) yang tertahan perjalanannya, satu merupakan rangkaian Commuter Line tujuan Bekasi/Cikarang dan satu rangkaian lainnya adalah KAJJ, maka rangkaian kereta yang ada dibelakang dari dua kereta yang tertahan tersebut juga akan ikut kena imbasnya, mau itu tujuan Bekasi ataupun Bogor. Jadi dengan kata lain, mau lewat jalur atas ketahan apalagi lewat jalur bawah. Saya merasa jika KAI mungkin perlu berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta ataupun dengan BUMN Karya untuk melakukan penataan di sekitar stasiun Manggarai ini seperti dengan membangun rumah susun yang lebih layak huni dan tertata, membuat area parkir baru atau dengan membeli tanah di sekitar stasiun Manggarai yang nantinya bisa dijadikan sebagai land bank yang bisa dimanfaatkan ke arah yang lebih baik.
Hal yang tak kalah penting yaitu terkait aksesbilitas menuju stasiun ini yang masih jomplang jika dibandingkan dengan stasiun Gambir. Di stasiun Gambir masih terdapat space yang luas dan cukup untuk tempat parkir termasuk tempat untuk drop-off kendaraan seperti taksi. Sementara stasiun Manggarai saat ini masih belum memiliki tempat parkir yang bisa dikatakan layak karena sempitnya jalan menuju stasiun serta terbatasnya lahan yang tersedia. Apalagi stasiun Manggarai ini nantinya akan menjadi terminus dari KAJJ, maka perihal area parkir dan drop-off ini harus menjadi hal yang sangat krusial yang perlu diperhatikan stakeholders terkait.
Yang Terlewatkan
Nah itulah pembahasan dan review saya terkait jalur layang stasiun Manggarai serta penataaan berupa plaza yang baru dibangun di stasiun Manggarai. Sebenarnya ada satu hal lagi yang baru di stasiun Manggarai ini yaitu pintu barat dari stasiun ini yang katanya langsung terkoneksi dengan terminal bus Manggarai. Tapi karena saat itu waktunya terbatas dan mepet, jadi saya belum menyempatkan untuk kesana sekaligus mereviewnya. Mungkin jika ada waktu luang, nanti akan saya sempatkan untuk kesana sekaligus keliling ke area tersebut.