Di Lebaran tahun 2022 ini, saya berkesempatan untuk mudik ke Madiun dengan naik kereta. Pada arus mudik saya menggunakan KA Bima dari Gambir ke Madiun. Namun untuk arus baliknya saya menggunakan KA Gajayana dari Madiun ke Gambir. Adapun trip report yang saya buat ini adalah perjalanan pulang ke Jakarta dengan KA Gajayana saat arus balik 2022. Perlu diketahui trip report ini merupakan pengalaman dan pendapat pribadi dari saya. Kali ini saya mengambil sudut pandang (POV) naik KA Gajayana di kursi paling ujung (kursi nomor 13).
Bicara soal KA Gajayana, jujur saya memang jarang sekali naik kereta ini karena tarifnya yang mahal. Dulu pernah naik dua kali dengan kereta ini saat liburan ke Malang di tahun 2014 lalu. Dan kali ini adalah ketiga kalinya saya naik kereta ini.
Terkait mudik tahun ini, rencana awal tadinya saya akan balik ke Jakarta dengan KA Brantas kelas eksekutif dan sudah pesan tiket jauh hari. Tapi karena pengumuman perpanjangan cuti bersama yang cukup dadakan, akhirnya rencana mudik saya diperpanjang satu hari dan saya melakukan reschedule tiket KA Brantas ke KA Gajayana. Oh iya, untuk reschedule ini bisa dilakukan di aplikasi KAI Access meskipun sebelumnya pesan dari aplikasi lain. Jadi alasan saya naik KA Gajayana kali ini adalah karena saat saya reschedule untuk tanggal 4 Mei 2022, tiket yang tersisa hanya KA Bima, Gajayana dan Brawijaya. Sisanya sudah sold out.
KA Gajayana merupakan salah satu kereta kelas full eksekutif yang memiliki relasi dari stasiun Gambir ke stasiun Malang. Kereta ini melalui jalur selatan dan berhenti di beberapa stasiun besar seperti Cirebon, Purwokerto, Kroya, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun hingga stasiun Malang. Rute kereta ini bisa dibilang sebagai salah satu yang terpanjang diantara kereta kelas eksekutif lainnya. Dimana rute kereta ini memutar terlebih dahulu melalui Kediri, Tulungagung dan Blitar untuk menuju ke Malang.
Pada perjalanan kali ini, saya naik KA Gajayana dari stasiun Madiun ke Gambir dengan nomor KA 71. Adapun KA Gajayana ini ditarik oleh lokomotif CC 206 13 30 Dipo Induk YK (Yogyakarta). Yang spesial dari lokomotif ini adalah menggunakan stiker tematik Lebaran 2022. Sayangnya saya tidak bisa mendokumentasikannya karena saat itu saya fokus ke nomor lokomotifnya. Rangkaian kereta yang saya tempati saat itu berada di kereta eksekutif 5, atau berada tepat di belakang kereta restorasi. Dan sayangnya lagi, saya tidak sempat mencatat secara pasti berapa kereta yang dibawa dalam satu rangkaian kereta Gajayana ini karena saat itu saya memang sedang fokus ke barang bawaan yang cukup banyak. Mulai dari koper sampai dus yang isinya oleh-oleh khas Madiun seperti pecel hingga roti bluder. Hahaha…
Kereta eksekutif 5 ini memiliki nomor kereta yaitu K1 0 16 68 Dipo ML (Malang). Kereta yang saya naiki ini merupakan kereta new image keluaran tahun 2016. Secara umum, di tahun 2022 ini KA Gajayana masih menggunakan kereta seri new image. Ada yang keluaran tahun 2016 dan ada yang tahun 2017. Untuk livery dari keretanya sendiri tidak ada yang spesial. Di tahun 2022 ini KA Gajayana masih menggunakan livery standar khas kereta eksekutif. Tidak menggunakan stiker tematik atau stiker iklan lainnya. Untuk trainmark, KA Gajayana ini memiliki trainmark F di seluruh keretanya. Yang berarti kereta ini dapat dipacu hingga kecepatan maksimal 120 km/jam.
Untuk harga tiket yang saya dapatkan saat itu adalah harga tiket termahal yaitu senilai Rp 770.000. Harganya lebih tinggi daripada biasanya karena memang musim liburan Lebaran.
Di kesempatan kali ini, saya duduk di posisi paling ujung belakang. Tepatnya di kursi nomor 13B. Saat itu saya mengincar kursi paling ujung dengan harapan bisa dapat ruang atau space yang sedikit lebih luas untuk menaruh banyak barang. Namun kenyataannya tidak demikian. Jika kalian duduknya di kursi ujung depan, space yang tersedia lebih terbatas dibandingkan jika duduk di posisi tengah ataupun ujung belakang kereta. Namun jika duduk di kursi ujung belakang, space yang tersedia masih lebih luas dibandingkan jika duduk di posisi ujung depan, tapi tidak seluas di kursi tengah (antara kursi nomor 2-12).
Salah satu penyebab mengapa jika kalian naik KA Gajayana di posisi paling ujung depan atau belakang space-nya lebih sedikit adalah karena bagasinya yang lebih sempit. Di kursi ujung depan dan belakang, bagian bagasinya menyempit sehingga hanya koper berukuran lebih kecil saja yang bisa masuk. Selebihnya koper atau kardus berukuran besar terpaksa diletakkan di lantai kereta jika memang tidak bisa dimasukkan ke dalam bagasi. Namun jika kalian mendapatkan posisi di kursi selain yang paling ujung (antara kursi nomor 2-12), kalian tidak perlu permasalahkan hal ini.
Kekurangan lainnya jika duduk di kursi paling ujung adalah tidak terdapatnya tirai penutup kaca. Sementara pada kursi nomor 2-12 sudah terpasang tirai penutup kaca.
Satu hal yang saya sukai di KA Gajayana ini adalah kursinya. Dari segi warna, kursinya memiliki warna yang tidak terlalu kontras atau ngejreng seperti di kereta eksekutif stainless steel. Di kereta new image, warna kursinya lebih kalem dan cocok dengan interior dari keretanya. Kursi ini memiliki warna biru tua dan abu-abu cerah. Dari segi kenyamanan kursinya, saya akui kursi di kereta new image seperti KA Gajayana ini lebih nyaman dan empuk dibandingkan dengan kursi yang ada di kereta eksekutif stainless steel. Di kursi ini juga tersedia meja lipat yang tersimpan di bagian pegangan kursi.
Di setiap posisi tempat duduk juga tersedia dua buah colokan charger dan juga gantungan untuk kantong plastik atau tas kecil.
Sayangnya untuk KA Gajayana ini ada satu hal yang kurang saya suka yaitu pada bagian footrest-nya. Footrest ini berbeda sekali dengan yang ada di kereta eksekutif stainless steel atau kereta eksekutif yang lebih lama (sebelum new image 2016). Untuk menggunakannya, footrest ini haruslah diinjak sepanjang waktu. Jika dilepas, maka footrest akan kembali berada pada posisi semula secara langsung. Footrest-nya ini tidak bisa diatur secara manual.
Adapun untuk area bordes, sambungan antar kereta di KA Gajayana ini masih belum menggunakan sambungan akordeon. Untuk toilet berada di kedua sisi ujung kereta, baik di depan maupun belakang. Toiletnya sendiri dibagi berdasarkan gender yaitu toilet khusus pria dan wanita. Toiletnya sedikit lebih luas dibandingkan dengan toilet yang ada di kereta stainless steel.
Kalau untuk mode malam, setelah saya pikir-pikir lagi ternyata mode malam di kereta eksekutif new image seperti di KA Gajayana ini lebih baik daripada mode malam di kereta eksekutif stainless steel. Lampunya lebih temaram dan tidak menyilaukan seperti yang ada di kereta eksekutif stainless steel. Tapi sayangnya itu hanya berlaku jika kalian dapat tempat duduk di posisi tengah ataupun yang agak tengah. Jika duduknya di kursi paling ujung, lampu besar yang letaknya berdekatan tersebut akan tetap menyala sepanjang perjalanan sehingga bisa bikin susah tidur sepanjang perjalanan.
Satu hal lainnya yang menurut saya paling kurang dari KA Gajayana ini adalah perihal kenyamanan, terutama terkait suspensi keretanya. Untuk suspensinya bisa dibilang keras sehingga sering terdengar bunyi gludak-gludak atau “gemblodak” saat kereta digeber dikecepatan diatas 100 km/jam. Guncangannya juga terasa sekali dibandingkan dengan kereta stainless steel. Selain itu terkait kekedapan suara menurut saya masih jauh lebih kedap di kereta stainless steel. Apalagi jika kalian duduk di kursi paling ujung, itu suaranya benar-benar berisik sehingga bisa bikin susah untuk tidur.
Lalu untuk pendingin udara atau AC, saat itu diset pada suhu sekitar 23 Celcius. Saat itu saya memang menggunakan jaket karena pengalaman saya saat naik kereta dulu memang AC-nya dingin seperti kulkas. Tapi entah mengapa menurut saya pribadi AC di kereta yang terbaru ini, baik new image maupun stainless steel AC-nya tidak sedingin kereta eksekutif yang terdahulu. Saya juga sempat melepas jaket dan ternyata suhu di kereta tidak sedingin yang saya kira, meskipun pintu area bordes sudah ditutup rapat.
Keunggulan yang dimiliki oleh KA Gajayana adalah dari segi kecepatannya. KA Gajayana merupakan salah satu kereta eksekutif yang memiliki kecepatan maksimal 120 km/jam, bersama KA Taksaka dan kereta kelas argo lainnya. Sepanjang perjalanan, saya mencatat kecepatan kereta bisa mencapai hingga 110-120 km/jam di beberapa petak. Di aplikasi bahkan kecepatan sempat tercatat hingga 123 km/jam.
Berikut di bawah ini adalah catatan tabel perjalanan dengan KA Gajayana di tanggal 4 Mei 2022 lalu terkait jadwal tiba dan pemberangkatannya dari Madiun hingga Gambir.
Stasiun | Jam Kedatangan | Jam Kedatangan (menurut jadwal) | Jam Keberangkatan | Keterangan |
Madiun | N/A | N/A | 18:18 | – |
Solo Balapan | 19:18 | 19:24 | 19:29 | Tiba lebih cepat 6 menit |
Yogyakarta | 20:10 | 20:09 | 20:13 | Terlambat 1 menit |
Kutoarjo | 20:55 | 20:58 | 21:02 | Tiba lebih cepat 3 menit |
Kebumen | 21:22 | 21:23 | 21:25 | Tiba lebih cepat 1 menit |
Kroya | 21:58 | 21:58 | 21:59 | Tepat waktu |
Purwokerto | 22:23 | 22:25 | 22:30 | Tiba lebih cepat 2 menit |
Cirebon | 00:19 | 00:17 | 00:22 | Terlambat 2 menit |
Jatinegara | 02:49 | 02:47 | 02:51 | Terlambat 2 menit |
Gambir | 03:03 | 03:03 | N/A | Tepat waktu |
Oh iya perlu kalian ketahui pula bahwa di KA Gajayana saat ini belum terdapat live cooking di kereta restorasi. Jadi makanan yang tersedia di kereta ini semuanya sudah siap saji dan tinggal dihangatkan. Untuk minuman yang tersedia beraneka ragam, mulai dari teh, kopi, coklat panas dan masih banyak lagi.
Nah kurang lebih itulah pengalaman saya saat naik KA Gajayana di arus balik tahun 2022 kali ini. Secara umum, bisa disimpulkan kalau dari segi kenyamanan KA Gajayana ini masih ada beberapa kekurangan, terutama jika duduknya di kursi paling ujung. Jadi jika kalian akan naik kereta ini, saya sarankan untuk pilih kursi nomor 2-12 saja. Dapat posisi kursi di tengah akan lebih baik dan lebih nyaman lagi ketimbang di posisi paling ujung depan atau belakang. Dan soal rangkaian yang digunakan, dari saya pribadi seharusnya KA Gajayana ini lebih pantas untuk menggunakan rangkaian kereta eksekutif stainless steel yang lebih nyaman dengan suspensinya yang lebih baik. Gajayana pakai stainless? Why not! Yuk bisa yuk!
Wah samaan nih! Waktu tgl 12 Mei juga sya naik KA ini. Hanya sya dri barat, tepatnya dri Gambir ke Kutoarjo (meski secara tujuan di tiket adalah Solo balapan)..
https://www.zaeabjal17.com/2022/05/tr-edisi-kedua-naik-ka-gajayana.html
Memang secara kenyamanan KA ini jauh banget, dengan KA yg memakai rangkaian stainless steel.. 😔😑
Sepakat kalau soal kenyamanan, malahan kalau dibandingkan dengan KA Brawijaya justru lebih worth it daripada KA Gajayana ini. Tiketnya lebih murah tapi lebih nyaman. Udah banyak juga Youtuber yang kritik KA Gajayana ini.