Prangko Jadul Indonesia: Sebuah Koleksi

Prangko Jadul Indonesia: Sebuah Koleksi

Catatan penulis: Tulisan ini sudah pernah saya posting pada blog lama saya, dengan beberapa perubahan.

Dahulu ketika belum mengenal dengan teknologi e-mail, messaging, video call dan sejenisnya, sebagian besar orang mengirimkan pesan dari jarak jauh dengan menggunakan surat. Mereka mengirimkan surat ke kantor pos untuk selanjutnya diproses dan dikirimkan ke tujuan yang dituju. Menyampaikan informasi dengan surat tentu membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan media seperti e-mail yang lebih canggih. Tapi tahukah kalian bahwa dibalik surat tersebut terdapat prangko yang fungsinya sangat penting dalam melakukan kegiatan surat-menyurat.

Menurut KBBI, prangko memiliki definisi sebagai tanda pembayaran biaya pos berupa kertas kecil berbentuk persegi bergambar. Prangko merupakan prasyarat penting agar surat dapat dikirimkan oleh pihak kantor pos. Setiap orang yang akan mengirim surat, wajib untuk membayar sejumlah biaya pos yang tertera. Biaya pos tersebut salah satunya yaitu prangko yang biayanya senilai dengan harga prangko terkait. Setiap prangko memiliki nominal harganya masing-masing yang tertera dalam prangko tersebut. Misalkan sebuah prangko memiliki nominal harga sebesar Rp 500, maka biaya pos yang harus dibayarkan adalah juga sebesar Rp 500, dengan asumsi tidak ada biaya lainnya.

Namun seiring perkembangan teknologi, saat ini prangko sudah jarang sekali digunakan. Media seperti e-mail dan messaging yang mampu mengirimkan informasi dengan lebih cepat membuat kegiatan surat-menyurat dengan cara lama sudah ditinggalkan. Secara otomatis, prangko pun juga mulai dilupakan. Saat ini, prangko menjadi barang yang sangat langka. Karena langka, maka ada yang menjadikan prangko sebagai koleksi ataupun memorabilia, baik prangko dari Indonesia maupun dari luar negeri. Orang yang memiliki kegemaran untuk mengoleksi prangko adalah filateli.

Dokumentasi Koleksi Prangko Jadul dan Rinciannya

Bicara soal prangko, di tahun 2013 yang lalu saya sempat mendokumentasikan kumpulan koleksi prangko jadul Indonesia maupun prangko luar negeri tahun 1970-an hingga 1990-an. Koleksi prangko tersebut bukan milik saya. Saya hanya mendokumentasikan dalam bentuk foto. Berikut adalah gambar dokumentasi yang saya peroleh.

Koleksi Pertama

Koleksi prangko jadul Indonesia.
Salah satu koleksi prangko jadul Indonesia.

Dari gambar pertama terlihat terdapat beberapa prangko jadul dari Indonesia dengan bermacam varian yaitu:

  • Prangko bergambar Presiden ke-2 RI, Soeharto: warna oranye, nominal Rp 55, tahun emisi: 1983.
  • Prangko bergambar Presiden ke-2 RI, Soeharto: warna kuning, nominal Rp 75, tahun emisi: 1980.
  • Prangko bergambar Presiden ke-2 RI, Soeharto: warna pink, nominal Rp 100, tahun emisi: 1980.
  • Prangko bergambar tokoh dari Vietnam: nominal 20 Dong, tahun emisi tidak diketahui.

Koleksi Kedua

Perangko Jadul Indonesia Tahun 1980-an
Perangko Jadul Indonesia Tahun 1980-an

Untuk gambar kedua, terdapat beberapa prangko jadul dari Indonesia dengan dua varian yaitu:

  • Prangko bermotif batik: warna hijau, nominal Rp 15, tahun emisi sekitar pertengahan 1970-an hingga 1980-an.
  • Prangko bergambar siswa belajar: warna ungu, nominal Rp 20, tahun emisi sekitar pertengahan 1970-an hingga 1980-an.

Koleksi Ketiga

Perangko Jadul Indonesia Tahun 1980-an
Perangko Jadul Indonesia Tahun 1980-an

Untuk gambar ketiga, secara urut terdapat empat varian prangko jadul dari Indonesia yaitu:

  • Prangko bertema Pekan Nasional VII/1988, Pertemuan Kontak Tani-Nelayan: warna kuning keemasan, nominal Rp 350, emisi tahun 1988.
  • Prangko bertema Keluarga Berencana (KB): warna coklat tua, nominal Rp 60, emisi tahun 1990.
  • Prangko bergambar pesawat CN-235: nominal Rp 75, emisi tahun 1984.
  • Prangko bertema industri pupuk: nominal Rp 55, emisi tahun 1984.

Koleksi Keempat

Prangko jadul Indonesia.
Koleksi Prangko – 4 (Prangko Indonesia dan luar negeri)

Untuk gambar keempat, terdapat beberapa prangko yang tidak bisa saya jelaskan secara detail karena gambarnya terpotong. Secara urut, varian prangko tersebut terdiri dari:

  • Prangko bertema karate: emisi tahun 1973.
  • Prangko bergambar tokoh dari Italia (tertulis Poste Italiane).
  • Prangko bertema swasembada pangan: warna biru dan kuning, emisi sekitar tahun 1983-1985.
  • Prangko edisi Pelita warna coklat tua bertemakan industri: nominal Rp 50, emisi sekitar pertengahan tahun 1970-an.
  • Prangko bertema peningkatan produksi pangan: warna dominan biru dan hijau kekuningan, nominal Rp 60, emisi tahun 1979.
  • Prangko dengan lambang Provinsi Riau: nominal Rp 100, emisi tahun 1982.
  • Prangko dengan lambang Provinsi DKI Jakarta: nominal Rp 100, emisi tahun 1981.
  • Prangko dengan lambang Provinsi Kalimantan Selatan: nominal Rp 100, emisi tahun 1982.

Koleksi Kelima

Perangko lawas Indonesia dan luar negeri
Koleksi Prangko – 5 (Prangko Indonesia dan luar negeri)

Untuk gambar kelima, terdapat beberapa prangko jadul baik dari Indonesia maupun luar negeri yang tidak bisa saya jelaskan secara detail karena gambarnya blur. Secara urut, varian prangko tersebut terdiri dari:

  • Prangko bergambar Presiden ke-2 RI, Soeharto: warna pink, nominal Rp 100, tahun emisi: 1980.
  • Prangko bergambar itik alis: nominal Rp 500, emisi tahun 1998.
  • Prangko edisi Pelita warna coklat tua bertemakan industri: nominal Rp 50, emisi sekitar pertengahan tahun 1970-an.
  • Prangko edisi Pelita warna oranye bertemakan ibu rumah tangga: nominal Rp 25, emisi sekitar pertengahan tahun 1970-an.
  • Prangko bergambar Presiden ke-2 RI, Soeharto: warna kuning dan hijau, nominal Rp 275, tahun emisi: 1983.
  • Prangko dari Jerman Barat (tertulis Deutsche Bundes Post): nominal 1 DM (Deutsch Mark).
  • Prangko dari Singapura: nominal 35 sen Dollar Singapura.
  • Prangko bertema Thomas Cup Jakarta 1973: nominal Rp 30, emisi tahun 1973.
  • Prangko bergambar anak belajar dengan logo UNICEF: warna oranye, nominal Rp 20.
  • Prangko bergambar Presiden pertama RI, Ir. Soekarno: warna hijau muda, nominal Rp 40.
  • Prangko bergambar penari: nominal Rp 30, tahun emisi: 1972.
  • Prangko dengan gambar menyerupai Gatot Kaca: warna hijau muda, nominal Rp 30.
  • Prangko bergambar siswa belajar: warna ungu, nominal Rp 20, tahun emisi sekitar pertengahan 1970-an hingga 1980-an.

Penutup

Itulah kumpulan prangko jadul baik dari Indonesia maupun luar negeri yang bisa saya jelaskan dalam artikel ini. Dari sekian prangko yang ada, prangko yang terakhir saya lihat adalah prangko itik alis emisi tahun 1998. Meskipun saat ini prangko dengan edisi baru masih ada dengan desain yang lebih menarik, namun penggunaannya sudah tidak sebanyak dulu. Hal tersebut sejalan dengan kegiatan surat-menyurat yang saat ini mayoritas menggunakan teknologi e-mail ketimbang surat secara manual.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.