Bicara soal kuliner Bandung, rasanya nggak bakal ada habisnya. Kukira hanya Jakarta saja yang nggak bisa diam, ternyata Bandung pun juga nggak bisa diam kalau soal kulineran. Pasti selalu aja ada tempat kuliner yang enak, baik tempat kuliner khas yang otentik hingga spot kuliner kekinian yang lagi happening banget dan estetik. Jadi tidak mengherankan kalau Bandung menjadi salah satu surganya pecinta kuliner.
Dari pengalaman saya beberapa kali melakukan perjalanan ke Bandung, setidaknya sudah ada beberapa tempat kuliner Bandung yang pernah saya coba langsung. Ada yang enak banget rasanya dan ada yang estetik banget tempatnya.
Di artikel kali ini, saya akan membahas serta mereview lima spot kuliner di Bandung tersebut. Dari kelima tempat tersebut, mana saja yang beneran enak dan mana saja yang worth it untuk dicoba? Yuk, simak sampai habis!
1. Warung Nasi Ibu Imas

Tempat kuliner Bandung yang satu ini memang sudah jadi salah satu spot yang wajib dikunjungi saat ke Bandung. Baik bagi yang baru pertama kali ke Bandung ataupun yang sudah beberapa kali ke kota kembang ini. Mungkin bagi warga lokal Bandung, tempat ini bisa dibilang sudah overrated. Tapi bagi pendatang, tempat ini terasa spesial karena ada beberapa menu dengan keunikan rasanya yang tidak ditemukan di kota asal. Namanya Warung Nasi Ibu Imas.
Cabang Warung Nasi Ibu Imas yang pernah saya kunjungi langsung ini ada di jalan Balonggede, Kota Bandung. Lokasinya masih berada di area pusat kota Bandung, tidak jauh dari pusat perbelanjaan ITC Kebon Kalapa.
Menu makanan yang tersedia di resto ini mencakup aneka masakan khas Sunda. Ada aneka ayam, ikan, pepes, tahu, tempe, perkedel, dan aneka lauk lainnya. Ada banyak banget pilihan lauk yang bisa kalian pilih.
Kalau kalian makan disini, pastikan kalian wajib cobain sambel leunca dan jukut goreng karena dua menu inilah yang membuat resto ini unik dibandingkan dengan resto sejenis lainnya di Bandung.

Waktu itu saya pernah mencoba aneka menu yang terdiri dari ayam goreng, tempe goreng, hingga jukut goreng. Sayangnya untuk ayam goreng, menurut saya ukurannya tidak terlalu besar, tapi masih cukup berasa bumbunya. Tempe gorengnya juga cukup gurih.
Gongnya ada di sambel leunca dan jukut gorengnya. Rasa dari sambel leunca ini bukan tipikal sambal yang rasanya pedas banget seperti kebanyakan sambal yang biasa digunakan untuk masakan pecel ayam dan sejenisnya. Rasanya cenderung gurih, nikmat, dan disertai dengan rasa sedikit pahit dari leuncanya. Kalau jukut gorengnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Rasanya gurih, cukup crunchy dan nikmat. Akan lebih nikmat jika dimakan bersamaan dengan nasi beserta lauknya.
Perlu diketahui pula, restoran ini ramai banget saat saya kunjungi di hari kerja (weekday). Tidak hanya warga lokal Bandung saja yang makan disini, tetapi ada juga para pendatang, wisatawan, hingga PNS dari luar Bandung yang ikut makan di tempat ini. Disini tersedia area makan lesehan dan dengan meja makan biasa. Untuk tempat parkir areanya terbatas sekali karena memang lokasinya berada di pusat kota dan dekat dengan persimpangan jalan.
Harga-harga menunya cukup terjangkau dan worth it buat dicoba. Harga menunya berada dikisaran sekitar Rp25.000-50.000 per porsinya.
Warung Nasi Ibu Imas
Lokasi: Jl. Balonggede, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung
Jam buka: Buka setiap hari (07.00-23.30 WIB)
2. Baso Cuanki Serayu

Selanjutnya, beralih ke kawasan Cihapit. Kawasan Cihapit ini bisa dibilang sebagai salah satu pusatnya kuliner Bandung. Ada banyak banget spot kuliner Bandung yang lagi nge-hits di kawasan Cihapit ini terutama kuliner viral yang bertebaran di TikTok.
Tapi dari beberapa spot kuliner di Cihapit ini, terdapat salah satu rumah makan terkenal yang menyajikan menu khas Bandung yaitu baso cuanki. Nama tempatnya yaitu resto Batagor dan Baso Cuanki Serayu.
Sesuai dengan namanya, tempat ini memang berlokasi di jalan Serayu. Saya pernah mengunjungi tempat ini sekali untuk mencoba baso cuanki di sore hari sehabis dinas luar di Bandung.
Makanan baso cuanki merupakan salah satu makanan yang mudah untuk ditemukan di sekitar kawasan Bandung. Sebagai salah satu jenis makanan, terdapat beberapa kalangan yang menyebutkan cuanki merupakan kepanjangan dari “cari cuan sambil jalan kaki”. Mungkin pada awalnya di sekitar Bandung ini ada orang yang berjualan makanan cuanki ini sambil jalan kaki dan keliling sekitar kota. Karena makanan tersebut dijual sambil jalan kaki, disebutlah makanan tersebut sebagai cuanki.
Di restoran ini, menu makanannya hanya terdiri dari dua menu saja yaitu batagor dan baso cuanki. Untuk minuman, hanya tersedia air mineral serta teh botol. Baik batagor maupun baso cuanki, disini kalian bisa membelinya sebanyak setengah porsi ataupun satu porsi penuh.

Kali itu, saya mencoba satu porsi penuh baso cuanki ini. Dalam satu porsi tersebut, isinya ada baso, cuanki, tahu putih, hingga gorengan. Kuahnya sendiri berwarna bening dengan rasa kaldu yang cukup terasa. Ukuran basonya agak kecil tapi empuk dimakan. Cuankinya juga terasa cukup gurih. Akan lebih enak lagi kalau ditambah dengan saos sambal. Satu porsi baso cuanki ini cukup mengenyangkan buat saya, tapi sayangnya untuk soal rasa justru masih lebih enak baso cuanki yang dijual oleh akang-akang lewat di daerah Lembang. Karena dulu saya punya pengalaman mencoba baso cuanki lewat saat menginap di sebuah villa di Lembang, dan secara mengejutkan ternyata rasanya lebih enak ketimbang yang dijual di resto ini.
Tapi buat kalian yang penasaran ataupun belum pernah mencoba kuliner Bandung seperti baso cuanki ini, tidak ada salahnya untuk mencobanya.
Harganya juga terjangkau. Untuk satu porsi batagor dan baso cuanki, harganya sebesar Rp20.000. Sementara untuk batagor dan baso cuanki setengah porsi, harganya Rp12.000 saja.
Batagor dan Baso Cuanki Serayu
Lokasi: Jl. Serayu No.2, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung
Jam buka: Buka setiap hari (11.00-19.00 WIB)
3. Yoghurt Cisangkuy
Kuliner Bandung memang unik-unik. Kuliner Bandung yang terkenal tidak melulu soal makanan, tetapi juga minumannya. Kali ini terdapat sebuah restoran yoghurt legendaris yang sudah ada sejak lama dan masih bertahan hingga saat ini yaitu Yoghurt Cisangkuy.
Lokasi dari restoran Yoghurt Cisangkuy ini sangat dekat dengan Gedung Sate dan Museum Geologi. Jadi buat kalian yang habis mengunjungi dan berwisata di sekitar Gedung Sate, Museum Geologi, Gasibu, dan sekitarnya, bisa mampir sebentar ke restoran ini untuk menjajal yoghurtnya.
Menu utama dari restoran ini tentu saja yoghurtnya yang sudah melegenda di kota Bandung. Biasanya kalau beli yoghurt yang sudah siap minum di pasar swalayan, kebanyakan yoghurtnya sudah ditambah dengan gula, pemanis buatan, dan sebagainya. Tapi yoghurt yang disediakan di restoran ini benar-benar rasanya seperti yoghurt yang sesungguhnya. Rasa asam pada yoghurtnya benar-benar terasa sekali. Bukan yoghurt yang berasa manisnya saja.
Untuk yoghurtnya, disini terdapat dua jenis yoghurt yaitu yoghurt juice dengan tekstur cair, serta yoghurt non juice dengan tekstur yang kental. Jika ingin merasakan yoghurt yang sebenar-benarnya, kalian bisa coba yoghurt non juice dengan rasa plain. Disini kalian bisa membeli yoghurt dengan isi botol 300ml, 500ml, dan 1 liter.

Waktu itu saya mencoba yoghurt rasa plain tersebut dan rasa asamnya memang kuat sekali. Tidak ada tambahan gula ataupun pemanis buatan. Lebih asam dibandingkan dengan yoghurt yang biasa ditemukan di minimarket atau toko swalayan.
Jika tidak terlalu suka dengan rasa asam yang kuat, kalian bisa mencoba yoghurt dengan aneka rasa lainnya seperti stroberi, leci, anggur, nanas, dan masih banyak lagi.
Selain yoghurt, disini juga menjual aneka makanan berat, camilan, hingga minuman lainnya.
Untuk harga yoghurtnya mulai dari Rp32.000 hingga Rp115.000, tergantung dari isi yoghurtnya. Harga makanannya bervariasi mulai dari sekitaran Rp25.000-an.
Untuk tempatnya sendiri nyaman banget. Berasa sekali teduhnya karena area disekitarnya memang dipenuhi dengan pepohonan lebat yang sudah jadi ciri khasnya kota Bandung. Ada area indoor dan outdoor yang letaknya di sekitar teras restoran ini.
Yoghurt Cisangkuy
Lokasi: Jl. Cisangkuy No.66, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung
Jam buka: Buka setiap hari (08.00-21.00 WIB)
Baca juga: 7 Rekomendasi Bakso Bandung Paling Legendaris dan Enak
4. Kopi Makmur Jaya
Siapa yang bilang kuliner kopi susu hanya ramai di Jabodetabek saja? Di Bandung, persaingan minuman kopi susu juga tidak kalah panas dan sengitnya seperti di Jakarta. Kuliner Bandung saat ini juga diramaikan dengan banyaknya kedai kopi, baik kedai kopi yang sudah bertahan sejak lama hingga kedai kopi kekinian yang baru buka.
Soal kuliner kopi susu, masing-masing kota besar punya jagoannya. Kalau di Jakarta ada Kopi Tuku, di Jogja ada Couvee, di Solo ada Loske Coffee, Bandung punya Makmur Jaya atau yang biasa disebut dengan nama “Makjay”.
Kopi Makmur Jaya ini sudah memiliki berbagai cabang di sekitaran kota Bandung dan terus bertambah cabangnya hingga kini. Menu andalannya tentu saja yaitu kopi susu yang punya rasa khas dan beda dengan kopi susu lainnya.

Hanya saja waktu itu saya tidak sempat berkunjung langsung ke salah satu cabang kedai kopinya yang ada di Sawunggaling karena saya harus segera balik lagi ke Jakarta. Jadi saya membeli kopi susunya melalui aplikasi ojek online.
Rasa kopi susunya begitu creamy, tidak terlalu manis, perpaduan rasa antara manisnya gula dan pahitnya kopi juga berimbang. Sebelum Kopi Tuku buka cabang di Bandung tahun 2025 ini, kopi Makmur Jaya disebut-sebut sebagai Kopi Tuku-nya versi warga Bandung.
Dulu saya juga sempat hadir di event Jakarta Coffee Week yang diselenggarakan di ICE BSD tahun 2024 lalu. Saya sempat mengunjungi stand Makmur Jaya Coffee Roasters ini dan mencoba aneka minuman kopinya. Minuman kopinya unik-unik. Ada minuman es kopi dengan aneka rasa buah yang segar tapi tidak terlalu asam rasanya.
Makmur Jaya Coffee Roasters
Lokasi cabang: Sawunggaling, Lengkong Besar, Sukajadi, Soka, dll.
Jam buka: Buka setiap hari (07.00-22.00 WIB)
5. Coffee at The Barn

Masih terkait dengan kuliner perkopian, kali ini melipir sejenak dari pusat kota Bandung ke wilayah Lembang, tepatnya di daerah Parompong. Di daerah tersebut, terdapat salah satu kedai kopi yang unik karena bangunannya yang memang estetik banget dan cocok untuk berfoto-foto. Namanya yaitu Coffee at The Barn.
Kedai kopi estetik ini berlokasi di Vila Triniti, sebuah vila yang berlokasi tidak jauh dari kawasan Lembang.
Area sekitar kedai kopi ini benar-benar asri, hijau, dan enak dipandang. Sekeliling kedai kopi ini, kalian bisa menikmati suasana ala pedesaan, hijaunya pemandangan dan cuacanya yang sejuk. Kalian bisa juga menikmati suara tonggeret jika ngopi disini, vibesnya seperti di film Petualangan Sherina 1.

Kedai kopi ini menyajikan beraneka makanan hingga minuman, mulai dari makanan berat, makanan ringan, cemilan, dan masih banyak lagi. Kali itu saya mencoba salah satu menu kopinya yaitu Brown Sugar Latte. Dari segi rasa, menurutku rasanya cukup enak. Walaupun bukan kopi dengan rasa terenak, tapi setidaknya enak dinikmati sambil merasakan vibes pedesaan yang begitu tenang. Saya juga sempat mencoba cemilan lainnya dan rasanya juga cukup enak.
Disini ada area indoor dan outdoor. Area indoornya estetik banget dan cocok untuk berfotoria, bangunannya ala-ala rumah pedesaan di Eropa. Area outdoornya juga tak kalan estetik dan bagus.
Jika kalian ada acara atau liburan ke Lembang, jangan lupa untuk mampir ke kedai kopi yang satu ini.
Coffee at The Barn
Lokasi: Jl. Vila Triniti, Cigugur Girang, Kec. Parompong, Kab. Bandung Barat
Jam buka: Buka setiap hari (Selasa-Minggu, pukul 08.00-20.00 WIB; Senin, pukul 11.00-20.00 WIB)
Nah, itulah review dari saya untuk 5 spot kuliner Bandung yang pernah saya coba sebelumnya. Sebenarnya spot kuliner Bandung itu ada banyak banget. Tidak hanya di Braga saja, tapi juga ada di beberapa wilayah lainnya, terutama Lengkong, Cihapit, hingga Dago. Hanya saja karena saya bukan warga lokal Bandung, jadi baru beberapa spot kuliner Bandung yang saya coba langsung.
Sebenarnya saya sudah membuat wishlist kuliner Bandung mana saja yang ingin saya coba. Beberapa diantaranya yaitu Tjilaki 9 dengan bolu pisangnya, Dimsum Sembilan Ayam, Sate Jando, Kopi Aroma, Ronde Alkateri, dan masih banyak lagi. Tapi sementara belum kepikiran kapan mau ke Bandung untuk kulineran lagi.
Mungkin kalau kalian punya usul atau rekomendasi kuliner Bandung mana yang harus saya coba, kalian bisa coba sampaikan di kolom komentar ya.