Di minggu kedua Desember 2021 lalu, akhirnya saya berkesempatan kembali untuk jalan-jalan ke Bandung dengan naik kereta yaitu Kereta Api Serayu. KA Serayu merupakan kereta yang melayani perjalanan dari Jakarta (Pasar Senen) menuju ke stasiun Purwokerto, via Bandung. KA Serayu merupakan kereta dengan kelas ekonomi yang memiliki tarif yang sangat terjangkau dan murah karena masih mendapatkan subsidi dari pemerintah dalam bentuk public service obligation atau PSO. Adapun KA Serayu yang saya gunakan ini memiliki nomor KA 302.
Bicara soal perjalanan ini, sejujurnya perjalanan dengan KA Serayu ini merupakan pengalaman pertama saya menggunakan kereta kelas ekonomi (tidak termasuk kereta kelas Ekonomi Premium) untuk bepergian jauh ke kota lain. Biasanya saya lebih sering naik kereta kelas eksekutif yang lebih nyaman. Tapi karena budget yang terbatas dan kebetulan teman saya penasaran dengan naik kereta ekonomi ke Bandung, alhasil KA Serayu menjadi pilihannya.
Perjalanan dengan KA Serayu ini mengingatkan saya saat naik kereta kelas bisnis yaitu Fajar Utama Semarang di tahun 2012 lalu dari Pasar Senen ke Semarang Tawang. Kereta yang digunakan pada kereta kelas bisnis saat itu bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan kereta ekonomi yang saya tumpangi di KA Serayu ini. Hanya saja saat itu kereta kelas bisnis belum berpendingin AC.
Harga Tiket Kereta Api Serayu
Untuk perjalanan dari Pasar Senen menuju Bandung (Kiaracondong), harga tiket sekali perjalanan untuk satu orang (per Desember 2021) adalah sebesar Rp 63.000. Jika dilihat dari harganya, harga tiket KA Serayu ini bisa dibilang relatif cukup kompetitif dengan tiket bus Jakarta-Bandung. Adapun tiket bus untuk sekali perjalanan dari Jakarta ke Bandung berada di kisaran sekitar Rp 65.000 – 95.000, tergantung dari jenis kelas, bus dan terminal pemberangkatan.
Sementara itu jika dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti shuttle bus, masih lebih murah harga tiket KA Serayu. Harga sekali perjalanan dari Jakarta ke Bandung dengan menggunakan shuttle bus berada di kisaran sekitar Rp 95.000 – 120.000, tergantung dari area pemberangkatan dan fasilitas yang ditawarkan.
Adapun jika dibandingkan dengan kereta lainnya seperti KA Argo Parahyangan, harga tiket KA Serayu masih lebih murah. Harga tiket KA Argo Parahyangan untuk kelas ekonomi premium adalah sebesar Rp 115.000. Sedangkan untuk kelas eksekutif, harga tiket KA Argo Parahyangan adalah sebesar Rp 145.000.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perjalanan dari Jakarta ke Bandung dengan menggunakan KA Serayu bisa menjadi opsi termurah atau versi low budget yang bisa kalian pilih jika ingin berpergian ke Bandung tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Namun dibalik murahnya harga tiket KA Serayu ini, kalian tidak perlu berekspektasi banyak perihal kenyamanan dan fasilitas yang tersedia di kereta ini. Yha kan namanya juga kereta kelas ekonomi…
Rangkaian Kereta Api Serayu
Untuk rangkaian kereta dari KA Serayu ini menggunakan rangkaian khas kereta kelas ekonomi biasa. Bukan rangkaian kereta ekonomi premium apalagi rangkaian kereta stainless steel. Untuk lokomotif yang digunakan, sejujurnya saat perjalanan itu saya tidak sempat memperhatikan lokomotif yang digunakan. Tapi dari bunyi klaksonnya saat kereta dalam perjalanan, kemungkinan besar menggunakan lokomotif seri CC 201 atau CC 204. Klakson lokomotif tersebut tidak berbunyi ‘hongeng’ seperti lokomotif CC 203 ataupun berbunyi ‘puongs’ seperti lokomotif CC 206.
Saat itu saya berada di kereta atau gerbong nomor 4 dengan nomor kereta K3 0 94 27 dengan kode depo PWT (Purwokerto). Arti dari penomoran kereta tersebut adalah kereta tersebut merupakan kereta ekonomi (K3) yang ditarik oleh lokomotif (0) yang mulai dinas sejak tahun 1994 (94) dengan nomor urut 27. Adapun dalam satu kereta dapat memuat maksimal sebanyak 106 penumpang.
Tepat di depan kereta nomor 4 tersebut, terdapat kereta restorasi/makan yang juga merupakan tempat pembangkit kereta. Atau istilah mudahnya yaitu kereta restorasi berpembangkit (KMP). Jika pada kereta kelas eksekutif kereta pembangkit dengan kereta makan letaknya terpisah, untuk kereta kelas ekonomi seperti KA Serayu ini pembangkitnya menyatu dengan kereta makan. Waktu itu saya sempat mampir ke kereta restorasi berpembangkit tersebut dan ternyata area untuk mesin pembangkitnya ditutupi dengan sekat supaya asap dan bau dari mesin pembangkit tersebut tidak bercampur dengan makanan di kereta tersebut.
Kurang lebih stamformasi dari KA Serayu yang saya naiki adalah seperti ini:
Lokomotif – Kereta 1 – Kereta 2 – Kereta 3 – Kereta Restorasi/Makan & Pembangkit (KMP) – Kereta 4 – Kereta 5 – Kereta 6
Jadwal dan Stasiun Pemberhentian
KA Serayu yang saya naiki berangkat dari stasiun Pasar Senen pada pukul 09.30 WIB. Sepanjang perjalanan dari Pasar Senen hingga memasuki kota Bandung, KA Serayu berhenti di beberapa stasiun besar dan stasiun kecil untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Adapun pemberhentian dari KA Serayu dari Pasar Senen hingga Kiaracondong diantaranya yaitu stasiun Bekasi, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Plered dan Cimahi.
Sekadar info, KA Serayu ini memiliki dua trip perjalanan dari Pasar Senen dalam sehari. Trip pertama yaitu saat pagi hari dengan pemberangkatan dari stasiun Pasar Senen pukul 09.30 WIB. Adapun trip kedua yaitu saat malam hari dengan pemberangkatan pukul 20.55 WIB dari stasiun Pasar Senen.
Berikut adalah jam kedatangan dari KA Serayu di beberapa stasiun yang sempat saya catat:
Nama Stasiun | Jam Kedatangan | Jadwal Kedatangan | Keterangan |
Bekasi | 10.00 | 09.58 | Terlambat 2 menit |
Cikampek | 10.56 | 10.53 | Terlambat 3 menit |
Purwakarta | 11.17 | 11.13 | Terlambat 4 menit |
Cimahi | 12.53 | 12.57 | Lebih cepat 4 menit |
Bandung | 13.10 | N/A* | – |
Interior dan Eksterior Kereta Api Serayu
Untuk eksterior dan interior (dalaman) dari KA Serayu bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Fasilitas
Beberapa fasilitas yang terdapat di KA Serayu ini diantaranya yaitu tempat charger smartphone sebanyak dua slot, tempat tatakan kecil untuk menaruh gelas kopi/teh, rak bagasi, AC split serta toilet di setiap kereta.
Untuk kursi (seat) yang digunakan pada KA Serayu ini menggunakan kursi dengan bentuk tegak lurus 90 derajat dengan posisi saling berhadapan. Sayangnya kursi ini tidak dapat diputar dan direbahkan seperti kursi di kereta kelas eksekutif. Kursi tersebut menggunakan jok kulit sebagai alasnya dengan kombinasi warna coklat tua dan muda. Jujur saja jika bepergian dengan kereta yang memiliki kursi seperti KA Serayu ini selama berjam-jam bisa bikin pungung dan leher pegal-pegal. Mau rebahan saja susah apalagi jika mau tidur. Adapun konfigurasi kursi di KA Serayu ini adalah 2-2 dan 3-2. Waktu itu saya bersama dua teman saya berada di satu kursi yaitu kursi 4A, 4B dan 4C. Dan ternyata jarak antar penumpang dalam satu kursi ini saling berdekatan, bahu saya menempel dengan bahu teman saya. Jadi bisa dibayangkan perbedaan level kenyamanan yang mencolok jika menaiki KA Serayu ini.
Terkait tempat charger smartphone, menurut saya memang bisa dikatakan sangat terbatas karena hanya terdapat dua slot charger. Sementara tempat charger tersebut untuk di KA Serayu ini diperuntukkan untuk 4-5 penumpang di setiap baris kursinya. Jadi setidaknya ada 2-3 penumpang yang harus mengalah dan berebutan untuk charge smartphone disitu.
Untuk AC, khusus kereta ekonomi seperti KA Serayu ini menggunakan AC split seperti yang dipakai di rumah. Bukan AC sentral seperti kereta ekonomi premium maupun eksekutif. Setiap kereta terdapat 6 AC split. Sayangnya saat perjalanan, AC tersebut tidak berasa sama sekali di tempat duduk saya karena AC split ini hanya menyemburkan udara di area tertentu saja. Selain itu perjalanan ini saya lakukan pada jam pagi hingga siang hari sehingga udara dingin dari AC nyaris tidak berasa sama sekali.
Satu fitur yang tidak dimiliki di KA Serayu ini adalah tirai atau gorden penutup jendela. Mungkin ini adalah salah satu penyebab utama kereta yang saya naiki tidak berasa dingin walaupun AC sudah dinyalakan. Padahal tirai ini cukup berguna untuk menahan panas matahari dari luar saat perjalanan di pagi dan siang hari.
Terkait toilet, saya tidak sempat mengecek seperti apa toilet di kereta ini karena perjalanan yang saya lakukan ini hanya perjalanan jarak menengah dari Jakarta hingga Bandung. Sehingga saya tidak bisa memberikan komentar apapun terkait toilet ini. Dan sebetulnya jujur saja saya punya pengalaman buruk soal toilet di kereta kelas ekonomi-bisnis jadi mungkin hal tersebut yang membuat saya tidak memiliki keinginan untuk mereview toiletnya.
Sepanjang Perjalanan dengan Kereta Api Serayu
Selama saya berada di KA Serayu, saya merasa untuk kecepatan keretanya bisa dikatakan standar yaitu sekitar 80-90 km/jam karena KA Serayu ini banyak berhenti di beberapa stasiun yang tidak umum bagi kereta api jarak jauh, seperti di stasiun Bekasi, Karawang hingga Plered. Berbeda sekali dengan KA Argo Parahyangan yang saat ini bisa digeber dengan kecepatan hingga 105 km/jam di petak-petak tertentu.
Dalam perjalanan ini, setiap penumpang memperoleh fasilitas tambahan yaitu semacam Covid kit yang terdiri dari masker dan tisu basah seperti pada gambar di bawah. Fasilitas ini bersifat gratis.
Selain itu di perjalanan ini saya sempat mengabadikan momen balapan kereta selepas stasiun Klender Baru antara KA Serayu dengan KRL Commuter Line yang menuju ke Bekasi. Momen ini bisa dibilang cukup langka dan harus berada pada timing yang sesuai untuk bisa mendapatkan momen ini.
Soal guncangan saat kereta berjalan, entah kenapa saya merasa guncangan di KA Serayu ini justru lebih kecil jika dibandingkan dengan kereta generasi baru seperti kereta ekonomi premium. Apa mungkin peredamnya lebih bagus atau tidak, yang jelas saya tidak bisa memastikan hal teknis seperti ini.
Selama perjalanan, juga ada petugas OTC atau petugas kebersihan yang wara-wiri untuk mengumpulkan sampah dari beberapa penumpang serta menjaga kebersihan dari kereta.
Adapun terkait waktu berhenti di beberapa stasiun pemberhentian, rata-rata KA Serayu ini berhenti dan menunggu sekitar satu menit untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Sedikit berbeda saat berhenti di stasiun Purwakarta dan Cimahi, KA Serayu berhenti lebih lama yaitu sekitar dua menit di kedua stasiun tersebut.
Sepanjang perjalanan dengan KA Serayu ini, kalian bisa menikmati aneka pemandangan yang menakjubkan di sekitaran area pegunungan dan perbukitan menuju ke Bandung. Mulai dari pemandangan persawahan, jembatan kereta khas Belanda, jalan tol Cipularang hingga pemandangan area proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa kalian lihat sepanjang perjalanan ini. KA Serayu ini juga melewati terowongan Sasaksaat yang memiliki nilai sejarah.
Hal menarik sepanjang perjalanan ini adalah KA Serayu ini sempat bersilang “ghoib” di stasiun Cilame. Saat itu KA Serayu berhenti cukup lama di stasiun tersebut yaitu sekitar 8-10 menit. Namun KA Serayu tidak melayani penaikkan ataupun penurunan penumpang di stasiun tersebut karena stasiun Cilame bukan salah satu pemberhentian dari kereta ini. Biasanya jika kereta sedang bersilang, seharusnya ada kereta dari arah berlawanan yang lewat di stasiun itu. Namun kali ini tidak ada kereta dari Bandung yang lewat saat KA Serayu berhenti di stasiun Cilame. Maka dari itu orang-orang mengenal istilah ini sebagai bersilang “ghoib”. Mungkin bisa saja KA Serayu tersebut berhenti sambil menunggu jam pemberangkatan yang seharusnya untuk menyesuaikan jadwal kedatangan agar tidak terlalu cepat tiba di stasiun berikutnya. Tapi ini hanya asumsi saya saja sih aslinya.
Saat berhenti di stasiun Cilame, saya sempat mengunjungi kereta restorasi (KMP). Tadinya saya mau berencana untuk membeli makan siang karena sudah masuk jam 12 tapi tidak jadi karena petugasnya tidak ada dan cukup nanggung juga karena sudah dekat dengan kota Bandung. Saya sempat melihat di kereta restorasi ini tersedia aneka makanan ringan, cemilan dan minuman. Untuk makanan yang tersedia di kereta restorasi ini pilihannya memang terbatas dan tidak sebanyak yang ada di kereta kelas lainnya. Salah satu menu yang tersedia yaitu Nasi Goreng Parahyangan yang dipanaskan dengan microwave.
Apakah Kereta Api Serayu Berhenti di Stasiun Bandung?
Dalam perjalanan kali ini, ada satu hal yang cukup aneh, menarik dan tidak biasa yaitu KA Serayu berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun Bandung. KA Serayu tiba di stasiun Bandung pada pukul 13.10. Perlu diketahui bahwa tiket KA Serayu yang saya miliki sebenarnya memiliki tujuan akhir ke stasiun Kiaracondong. Adapun stasiun Kiaracondong ini letaknya cukup jauh dari pusat kota Bandung. Sementara berdasarkan situs resmi KAI ataupun situs penyedia tiket daring, KA Serayu ini tidak berhenti di stasiun Bandung. Sebelumnya saya sudah coba cari daftar perjalanan kereta dari Pasar Senen ke stasiun Bandung di berbagai situs dan hasilnya nihil.
Namun saat mendekati stasiun Bandung, announcer KA Serayu menginformasikan bahwa “Sesaat lagi kereta Anda akan tiba di stasiun Bandung. Bagi penumpang yang akan turun…” yang berarti bahwa KA Serayu akan berhenti di stasiun Bandung. Dan kebetulan saat itu saya dan teman-teman memang berencana untuk jalan-jalan di pusatnya kota Bandung. Karena penumpang telah diinformasikan bahwa KA Serayu ini akan berhenti di stasiun Bandung, maka saya bersama teman-teman memutuskan untuk turun di stasiun Bandung. Memang harus diakui kalau hal ini sebenarnya menyalahi aturan sih. Tapi setelah saya cek, ternyata harga tiket KA Serayu dari Pasar Senen-Cimahi maupun Pasar Senen-Kiaracondong sama-sama Rp 63.000. Jadi bisa dibilang saya dan teman-teman tidak merasa bersalah karena turun di stasiun yang berbeda. Toh, masih sama-sama di kota Bandung juga. Dan saat saya menuju ke area skybridge stasiun Bandung, ternyata tidak sedikit penumpang KA Serayu yang turun di stasiun ini. Nah loh.
Worth It?
Jika disimpulkan secara keseluruhan apakah perjalanan dengan naik KA Serayu dari Jakarta ke Bandung worth it atau tidak, menurut saya bisa dibilang cukup worth it. Harga tiket dan fasilitas yang diberikan cukup sebanding. Untuk perjalanan selama kurang lebih 3,5 jam dari Jakarta-Bandung dengan menggunakan kereta ekonomi seperti KA Serayu saya rasa bukanlah ide yang buruk.
Tapi jika ingin mencari kenyamanan dan kecepatan selama perjalanan, menurut saya KA Serayu bukan pilihan yang tepat. Ada baiknya kalian bisa naik kereta api yang lain seperti Argo Parahyangan, setidaknya kelas ekonomi premium juga bisa dibilang sudah sangat worth it. Namun kalian perlu merogoh kocek lebih banyak lagi untuk naik Argo Parahyangan. Akan tetapi jika kalian adalah budget traveller atau jika budget yang dimiliki terbatas, KA Serayu bisa dijadikan sebagai salah satu opsi terbaik untuk berpergian ke Bandung.